Kamis, 31 Mei 2012

Peluang Bisnis Es Yoghurt

Peluang Bisnis Es Yoghurt Sangat Menggiurkan
(16 Apr 2012 - 12:30:02)


       Bogor, Harian Nusantara - Tren menikmati Es yoghurt kini menjangkiti masyarakat urban. Hampir di setiap pusat perbelanjaan terdapat kafe maupun gerai mini take away (booth) yang menjajakan yoghurt beku, plus campuran aneka rasa. Produk berbasis susu ini diyakini bisa memperhalus kulit dan bikin awet muda. Dalam beberapa tahun belakangan ini, telah beredar setidaknya 75 merek Es yoghurt atau fro-yo di Indonesia. Tak semua merek bisa bertahan, ada yang timbul lalu tenggelam. Tapi, ada juga yang muncul dan terus membesar.
       Salah satunya  produsen Es yoghurt di Indonesia yang masih eksist adalah My Healthy Yoghurt, yang mengusung merek MY, yang berdomisili didaerah Bogor Jawa Barat ini. Meski baru berusia 1,5 tahun, My Healthy Yoghurt yang menyasar kelas premium telah berkembang cukup mengejutkan. Produksi ini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Melihat tanggapan masyarakat yang begitu antusias,  Sugeng Warisman selaku pengusaha My Healthy Yoghurt tergoda untuk menawarkan waralaba dengan masyarakat luas. “Kami sengaja menciptakan hal tersebut sebelum membuka peluang waralaba agar segmen pasar lebih menyebar,” terangnya.
       Kendati walaupun usaha ini baru seumur jagung Sugeng meyakinkan, bahan-bahan yang dipasok berkualitas tinggi dan sudah mendapat izin dari LP POM MUI  sebagai produk olahan  yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas. My Healthy Yoghurt buatan  Sugeng tidak sepenuhnya terpaku dengan keinginannya saja namun terpacu atas keinginan pasar, sehingga Ia memodifikasi bahan-bahan dengan beraneka rasa, sehingga menarik konsumen agara dapat membeli produknya.
       Minat terhadap usaha ini ternyata luar biasa. Baru ditawarkan beberapa bulan  lalu, peminat usaha dan daya beli masyarakat cukup fantastik. Jika Anda juga berminat, tak perlu risau. Anda masih bisa ikut bergabung bersama kami. Sebab, usaha My Healthy Yoghurt  cukup menjanjikan. My Healthy Yoghurt menetapkan biaya lisensi yang cukup ekonomis dan daya jualnyapun masih bisa ditawarkan kembali kepada masyarakat yang ingin menjalankan usaha ini. Sugeng  memperkirakan, jika satu agen My Healthy Yoghurt berhasil menjaring penjualan sekitar Rp 3 juta per hari, modal mitra waralaba bisa kembali dalam waktu setahun, karena potensi pasar masyarakat Indonesia sangat besar dan pendapatan per kapita konsumen diharapkan semakin meningkat,” jelasnya.
       Sugeng  juga sangat mendukung upaya pengembangan waralaba lokal seperti My Healthy Yoghurt ini. “Sebaiknya, My Healthy Yoghurt mengembangkan format bisnis sendiri yang simpel,” sarannya. Namun, ia berharap, waralaba baru ini menawarkan harga franchise yang tidak terlampau mahal. “Supaya, bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.      (Doel)